Salah satu produk yang dapat dipilih para pelaku UKM adalah makanan beku alias frozen food. Bisnis frozen food banyak diminati karena produknya sesuai dengan karakter konsumen yang ingin serba praktis. Jika dulu hanya industri berskala besar dengan menghasilkan produk seperti chicken nugget, sosis, dan sebagainya, maka kini usaha rumahan pun tak kalah saing dengan produk lebih variatif.

Peluang Bisnis Frozen Food


Manusia masa kini punya tuntutan lebih banyak: segala sesuatu yang lebih cepat, praktis, dan pilihan yang beragam. Hal ini juga berlaku dalam urusan makanan. Anda pun bisa menyaksikan sendiri bagaimana jasa pesan antar makanan makin meningkat dan pilihan menu makin kreatif, bukan? 

Makanan beku pun tidak terkecuali—apalagi dengan adanya pandemi yang membuat masyarakat jadi harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kini meski tidak pergi ke restoran atau kafe, masyarakat bisa tetap menikmati hidangan lezat nan sehat dengan praktis. Mulai dari nugget, dimsum, pizza, donat, hingga risoles siap disajikan hanya dalam beberapa menit.

Selain itu, frozen food buatan UKM merupakan produk minim bahan pengawet. Faktor ini pun menjadi nilai lebih lainnya. Hal ini selaras dengan makin tingginya kesadaran dan permintaan masyarakat terhadap makanan yang lebih sehat.

Bagaimana Cara Membuat Usaha Frozen Food Langgeng dan Menghasilkan Omzet Tinggi?

Peluang usaha frozen food bagi UKM terbuka lebar dan memiliki prospek cerah. Namun, hal ini tidak lantas menjadi jaminan bahwa siapa pun bisa mendirikan bisnis makanan beku yang langgeng apalagi menghasilkan profit puluhan hingga ratusan juta rupiah setiap tahunnya.

Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dan diimplementasikan untuk mencapai dua tujuan tersebut. Jika Anda tertarik untuk berkecimpung dan meraih sukses dari jenis bisnis ini, simak tipsnya berikut ini.

1. Menentukan Jenis Produk

Ide produk frozen food terus bermunculan. Pilihlah produk yang punya pasar menjanjikan. Sekalipun Anda ingin menawarkan yang terbilang baru dan belum dikenal luas masyarakat, tidak menjadi masalah asal berpeluang apik,

Anda pun tidak harus fokus pada satu produk saja. Namun, sebaiknya pilihlah yang masih ‘serumpun’. Seperti contoh adalah makanan beku berbahan dasar ayam. Anda bisa membuat beberapa variasi sekaligus seperti nugget ayam, katsu, rolade ayam, karage, atau bahkan siomay. Anda juga bisa memfokuskan diri pada produk lainnya dengan bahan-bahan baku yang tidak jauh berbeda seperti donat, roti maryam, roti goreng isi, dan sebagainya.

2. Menetapkan Target Pasar

Setiap kelompok konsumen punya karakter masing-masing. Pengelompokan tersebut pun dapat dilakukan berdasarkan faktor tertentu. Adapun faktor paling umum adalah berdasarkan ekonomi: bawah, menengah, atas.

Usaha frozen food sendiri paling laris di segmen menengah ke atas. Dengan mengetahui target pasar, maka Anda pun bisa lebih mudah dalam melakukan strategi pemasaran dan menentukan produk yang paling pas untuk pangsa tersebut.

Baca juga: 5 Tips Jitu Menentukan Target Pasar Bisnis UKM Anda

3. Mempertahankan Kualitas Produk

Kualitas adalah hal paling esensial dari setiap produk—apa pun jenisnya. Jika frozen food Anda ternyata terlalu cepat basi, teksturnya buruk, apalagi sampai menimbulkan aroma yang tidak wajar, dan lain-lain, maka sudah tentu orang tidak akan tertarik untuk kembali membeli produk.

Kualitas produk pun dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari pemilihan bahan baku, standar produksi, cara pengemasan dan penyimpanan, suhu, dan lain-lain. Adapun secara umum berkurangnya kualitas dinilai dari perubahan warna, tekstur, rasa, dan zat gizi dalam produk frozen food. 

4. Menerapkan Standar Produksi

Bisnis frozen food UKM tidak dapat menjadi alasan bahwa proses yang dilakukan tidaklah profesional. Skala rumahan sekalipun maupun perusahaan multinasional, profesional tetap jadi kunci utama. 

Anda harus menerapkan standar produksi yang profesional untuk menghasilkan produk berkualitas. Mulai dari kebersihan bahan, ruang, dan alat-alat produksi, SOP dalam bekerja, dan lain-lain. Anda juga perlu memiliki catatan yang terstruktur untuk informasi penting seperti suplai bahan baku, bahan-bahan yang dibutuhkan, jadwal piket (jika memiliki karyawan), dan sebagainya.

5. Mendapatkan Legalitas

Legalitas masih kerap dianggap remeh oleh sebagian pelaku UMKM terutama yang masih terbilang awam. Faktanya, hal ini justru sangat berpotensi menjadi sebuah isu yang serius jika tidak terpenuhi.

Paling tidak, lengkapilah legalitas berupa izin edar MD (Makanan Dalam Negeri) BPOM RI. Anda harus melengkapi persyaratan berupa administratif maupun teknis sebelum melakukan proses pendaftaran. Adapun masa berlakunya izin edar adalah lima tahun dan dapat diperpanjang dengan cara melakukan pendaftaran ulang. 

6. Menjaga Cashflow

Bisnis yang dapat sustain dalam jangka waktu panjang sudah tentu ditopang dengan cashflow yang bagus. Namun, memiliki cashflow yang bagus pun merupakan tantangan tersendiri.

Cara pertama adalah dengan mencatat seluruh pengeluaran dan pemasukan yang dimiliki, termasuk utang dan piutang. Idealnya, jika Anda mampu memperoleh kredit untuk mendapat bahan baku, maka tidak akan masalah jika ada pula pembayaran dari pembeli yang menjadi piutang (tetapi tetap harus diperhitungkan dengan komposisi biaya operasional). Selain itu, perhatikan pula biaya operasional yang harus dikeluarkan—apakah sudah cukup efisien atau justru terlalu gemuk tanpa memberi hasil signifikan.

7. Menjalankan Strategi Pemasaran yang Tepat

Anda bisa melakukan penjualan secara offline dengan banyak cara. Kendati cukup konvensional, nyatanya berjualan door to door masih tetap cukup efektif untuk menjangkau pasar yang diharapkan. Seperti misal adalah dengan door to door ke perkantoran, mengikuti bazar, promosi di komunitas (termasuk juga semacam grup arisan), dan lain-lain.

Tentunya, Anda juga perlu memanfaatkan peluang berjualan secara online. Lakukanlah teknik-teknik dasar online marketing sesuai platform yang digunakan. Jika bisnis sudah mulai berkembang dan ingin lebih besar, maka Anda pun bisa menggunakan sistem kerja sama seperti agen.

8. Mematok Harga yang Pas

Anda perlu menghitung total biaya yang dikeluarkan guna menentukan harga jual yang pas. Lakukan pula riset tentang harga jual rerata untuk produk serupa, tetapi dengan pertimbangan apple to apple. Artinya, jangan ragu untuk menjual dengan harga lebih tinggi dibandingkan harga pasar jika memang produk yang Anda tawarkan lebih berkualitas.

Perkiraan Modal Awal

Modal besar bisnis makanan beku adalah pada bagian dapur. Beberapa peralatan dasar yang harus dimiliki antara lain mesin daging giling, mesin blender, timbangan, pisau, talenan, baskom, kompor, LPG, dan sebagainya. Selain itu, barang paling krusial lainnya yang harus ada adalah mesin vacuum sealer dan freezer.

Besarnya perlengkapan modal awal bervariasi tergantung kuantitas dan kualitas yang digunakan. Secara umum, barang-barang di atas dan pendukung lainnya dapat dilengkapi dengan modal sekitar 15 juta rupiah. Adapun untuk mendukung standar produksi yang sesuai untuk mendapatkan sertifikat tertentu, Anda juga perlu untuk memperhatikan kondisi dapur produksi—bahkan melakukan renovasi.

Nah, demikianlah informasi tentang tips bisnis frozen food agar langgeng dan tinggi omzet. Kesuksesan usaha pada dasarnya tidak dapat ditentukan hanya karena level UKM ataupun industri besar, tetapi karena profesionalitas yang akan berdampak  pada kualitas produk yang dihasilkan.

Semoga membantu!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini