Bisnis jualan makanan ringan adalah salah satu cara mencari rezeki yang paling menjanjikan. Bagaimana tidak? Adanya ragam pilihan camilan dan besarnya minat pasar terhadap kudapan ringan membuat bisnis ini patut dilirik sebagai jalur mencari penghasilan tambahan, atau bahkan penghasilan utama.
Di tengah serangan virus COVID-19 telah memporak-porandakan ekonomi banyak orang, bisnis camilan justru kian banyak diminati. Apalagi, saat ini beragam camilan dapat dijual secara daring melalui marketplace atau media sosial. Apabila Anda ingin mulai berjualan, tetapi memiliki modal sangat pas-pasan, bisnis camilan bisa jadi alternatif yang menarik.
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa terlepas dari prospeknya yang cerah, bisnis ini – sama seperti bisnis lainnya – memiliki risiko dan tantangan tersendiri. Untuk itu, sebaiknya carilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum terjun langsung ke dalam industri.
Peluang dan Resiko Jualan Makanan Ringan
Peluang bisnis camilan sama besarnya dengan industri makanan; target pasarnya menembus semua segmentasi pelanggan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Namun, untuk membuat produk Anda lebih menonjol, sebaiknya tentukan target pasar yang lebih spesifik.
Pastikan Anda mengetahui siapa calon pembeli potensial. Jika menargetkan anak-anak, Anda bisa membuat kemasan yang lebih berwarna-warni dan mencolok di mata. Di sisi lain, orang dewasa cenderung lebih menyukai camilan dengan kemasan yang simpel dan berwarna tidak mencolok.
Peluang bisnis yang besar di industri ini berbanding lurus dengan resikonya. Kompetisi yang ketat dan perang harga yang tidak jelas bisa membuat produk Anda menumpuk di gudang dan akhirnya kedaluwarsa. Anda pun harus siap bersaing dengan pemilik modal besar yang siap menjual produk dengan harga lebih miring.
Tak hanya itu, tren penganan yang terus berubah menuntut Anda untuk terus melakukan inovasi. Dalam beberapa tahun saja, sudah ada sejumlah bahan cemilan yang mengalami pasang-surut dalam industri camilan, mulai dari telur asin, teh hijau (matcha), hingga keju mozzarella.
Cara terbaik bertahan di bisnis ini adalah dengan membangun brand awareness, membangun identitas brand (jika Anda memproduksi camilan sendiri) dan mengikuti arus pasar (jika Anda menjual camilan dengan sistem reseller). Dengan konsistensi dan kerja keras, usaha Anda pasti membuahkan hasil yang manis!
Baca juga: 5 Ide Bisnis UKM Makanan yang Menguntungkan di Indonesia
5 Ide Bisnis Makanan Ringan untuk Mendulang Keuntungan
Untuk bersaing dalam bisnis jualan makanan ringan, produk yang Anda jual harus memiliki kualitas untuk menjadi primadona yang menarik minat pembeli. Produk yang hanya mengandalkan gimmick biasanya tidak bertahan begitu lama si pasaran.
Sebagai referensi dan inspirasi, inilah beberapa ide bisnis makanan ringan yang dapat Anda coba:
1. Berburu Omzet Melalui Camilan Sehat
Tren camilan sehat sempat booming dalam beberapa tahun terakhir. Camilan sehat biasanya identik dengan makanan ringan rendah kalori, bebas lemak, bebas bahan pengawet, dan dibuat dari bahan-bahan alami seperti sayuran atau buah-buahan.
Dalam upaya menjaga kesehatan di tengah wadah Corona, minat masyarakat terhadap makanan ringan yang sehat makin tinggi. Hal ini memberikan peluang yang cukup besar bagi para penggiat industri camilan sehat.
Apabila Anda tertarik berbisnis camilan, ide ini dapat menjadi pilihan “aman”. Namun, ingatlah bahwa embel-embel camilan sehat sejatinya bukan sekadar kata-kata pemanis. Anda harus benar-benar mampu mengolah bahan baku sedemikian rupa untuk menghasilkan kudapan yang bergizi tinggi.
2. Berjualan Camilan dengan Kearifan Lokal, Bukan Sekedar Gimmick
Setiap daerah di Indonesia memiliki identitas dan kearifan lokal masing-masing, termasuk dari sisi makanan atau hasil buminya. Jika ingin membuka usaha yang menonjolkan kearifan daerah, Anda dapat membuat dan memasarkan camilan berdasarkan bahan atau makanan khas yang ada di daerah Anda.
Salah satu contoh sukses dari strategi bisnis ini adalah menjamurnya penganan bakso aci dan seblak kemasan dari Bandung. Dengan mempromosikan camilan khas daerah sendiri, Anda bisa meraup keuntungan sekaligus mempopulerkan kuliner yang mulai hilang ditelan zaman.
Mulailah memperhatikan penganan atau hasil bumi yang melimpah di daerah Anda. Dari sana, Anda bisa mulai mengolahnya menjadi camilan yang bisa dijual dalam kemasan-kemasan ekonomis.
3. Merintis Bisnis Makanan Ringan Antirugi lewat Sistem Pre-Order
Dalam dunia bisnis, modal memegang peranan penting untuk menghasilkan profit. Untungnya, prinsip tersebut dapat diatasi dengan sistem pre-order alias “bayar sebelum antar”. Dengan sistem ini, Anda tidak perlu takut camilan yang dibuat tidak laku di pasaran karena pembeli sudah melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum Anda mulai membuatkan pesanan.
Saat ini, sistem pre-order sudah merambah semua industri, mulai dari elektronik hingga barang koleksi. Di industri makanan sendiri, sistem pre-order biasanya diadakan untuk pembuatan sebuah makanan “istimewa” atau makanan yang terlalu repot/sulit untuk dibuat setiap hari.
Menjamurnya pre-order roti krim keju Korea dan sejumlah makanan unik lain dalam beberapa tahun terakhir adalah bukti bahwa berbisnis kudapan dengan sistem ini memiliki prospek yang cukup cerah ke depan.
4. Mengintip Lezatnya Profit sebagai Reseller
Bisnis camilan bisa digeluti oleh siapa saja, bahkan oleh Anda yang berbujet pas-pasan. Salah satu caranya adalah dengan menjadi reseller produk yang sedang laris atau menjadi tren di pasaran.
Sistem penjualan melalui reseller bukanlah hal baru di industri makanan ringan. Namun, banyak orang yang masih menganggap remeh model bisnis ini. Padahal, keuntungan seorang reseller yang serius menekuni usahanya cukup besar. Sebagai gambaran, rata-rata reseller produk keripik MAICIH dapat menjual hingga 500 bungkus keripik per bulan. Jika dari setiap bungkusnya penjual mendapat keuntungan 3000 rupiah, maka setidaknya laba bersih yang didapat reseller adalah 1,5 juta.
Keuntungan lain dari sistem reseller adalah mendapatkan pengalaman untuk mempelajari sistem produksi dan jalur distribusi. Tris Wahyuni, seorang mantan reseller keripik MAICIH, bahkan mampu membuka bisnis keripik sendiri setelah beberapa tahun.
Baca juga: Perbedaan Reseller dan Dropship yang Wajib Diketahui!
5. Memanfaatkan Teknologi untuk Mencari Pembeli
Siapa pun yang tidak mengikuti perkembangan teknologi akan semakin ketinggalan zaman. Dalam dunia bisnis, hal ini berarti melewatkan peluang untuk menjaring konsumen yang lebih banyak.
Saat ini, ada banyak sekali sarana yang bisa Anda pakai untuk berjualan makanan ringan. Anda bisa memanfaatkan media sosial untuk menarik minat pelanggan, serta membuat akun di marketplace daring untuk menjual camilan ringan.
Anda pun bisa mendaftarkan usaha makanan ringan di aplikasi Gojek dan Grab untuk menarik minat pelanggan yang ingin memesan camilan tanpa repot. Dengan memperbanyak opsi pembelian, Anda turut memperluas pintu rezeki usaha yang sedang ditekuni.
Penutup
Pada akhirnya, kesuksesan bisnis jualan makanan ringan hanya dapat diraih melalui kreativitas dan kerja keras. Selama Anda mau terus berinovasi dan menjaga kualitas produk, bisnis ini tentu bisa berjalan dalam jangka panjang.
Terlepas dari camilan apa pun yang Anda jual; entah itu pisang goreng crispy, bakso aci, siomay, manisan, seblak, dll, Anda harus mau mengikuti perubahan dan perkembangan tren di tengah masyarakat. Jika Anda mampu melakukannya, kudapan yang dijual pasti bisa menghasilkan profit yang sama nikmat dengan rasanya.