Bagi para pebisnis kuliner, salah satu hal yang paling membingungkan saat memulai adalah memilih menu. Meski berkreasi dengan menu sendiri bisa jadi cara untuk sukses, namun mencoba jenis makanan yang sudah lebih dulu dikenal seperti burger ternyata juga tidak kalah menggiurkan. Hal ini berhasil dibuktikan sendiri oleh Erik Kadarman Subarna atau yang lebih akrab dengan panggilan Erik lewat bisnis Burger Blenger miliknya.
Usaha warung burger ini dimulai oleh Erik pada tahun 2004. Berawal dari gerai kecil dengan beberapa kursi saja, bisnis ini sekarang menggurita. Saat ini Erik memiliki total 3 cabang yang tersebar di penjuru ibu kota. Lantas, apa yang membuat brand burger ini menjadi sangat fenomenal seperti sekarang?
Baca juga: B’Steak, Bisnis Makanan Ala Barat yang Ramah di Kantong
Bisnis yang Bermula dari Hobi
Ada ungkapan yang mengatakan “Mulailah bisnis dari hal yang kamu sukai agar kamu sukses”. Ini benar-benar berhasil dibuktikan oleh Erik. Selain hobi, ada beberapa alasan lain yang menjadikan bisnisnya tumbuh pesat. Apa saja?
1. Berani Mencoba Hal Baru
Erik sebagai pendiri gerai burger ini sebenarnya sama sekali tidak memiliki latar belakang sebagai koki. Dia awalnya sudah memiliki posisi yang cukup mapan yakni sebagai manajer sebuah perusahaan ternama. Merasa apa yang dimilikinya saat itu masih belum cukup, dia memilih untuk mengundurkan diri dan mencoba hal baru yakni mendirikan usaha kuliner.
2. Menggunakan Nama dan Konsep yang Unik
Semua orang tahu kalau burger adalah makanan yang berasal dari Amerika. Namun, ini tidak serta merta membuat sang founder menjadikan dagangannya sebagai menu yang kebarat-baratan. Alih-alih memakai nama yang asing, Erik malah menyematkan kata ‘blenger’ di belakang ‘burger’ untuk nama gerainya. Sebuah nama yang menggelitik, terutama bagi mereka yang tahu artinya.
Blenger sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya ‘makan sampai kekenyangan’. Nama ini selaras dengan konsep yang digunakan Erik yakni menyajikan produk dengan ukuran dan cita rasa yang dijamin akan membuat orang merasa kenyang dan puas. Saking uniknya konsep yang dibuat, banyak orang yang berusaha membuat produk yang mirip dengan buatannya.
3. Makanan yang Bisa Dinikmati Segala Kalangan
Meski saat ini bisa ditemukan di pinggir jalan, burger pernah menjadi makanan yang identik dengan orang-orang kaya. Erik mencoba mematahkan stereotip itu lewat produk burger miliknya. Dia mengaku ingin menyajikan santapan yang memiliki konsep mahal ala hotel, namun disajikan ala street food agar semua orang bisa mencicipinya. Meski harganya terjangkau, dari segi kualitas burger racikannya ini tetap tidak kalah sedapnya.
4. Proses Penggarapan yang Serius
Salah satu kunci sukses sebuah bisnis yang kerap diabaikan oleh banyak pebisnis adalah sikap serius dan fokus dalam menggarap produknya. Kebanyakan mereka menganggap bahwa bisnis bisa dilakukan sebagai sampingan. Meski banyak orang yang sukses dalam bisnis sampingan, namun keseriusan akan menjadi nilai plus yang akan membawa Anda pada kesuksesan yang lebih besar lagi. Inilah yang dimiliki oleh Erik.
Keseriusannya dalam merintis bisnis dibuktikan dengan sikap all out-nya. Meski awalnya sempat menjadikan bisnisnya sebagai sampingan, Erik kemudian memberanikan diri untuk fokus dari pekerjaan lamanya. Alumni Universitas Trisakti Fakultas Ekonomi ini pada akhirnya menemukan buah dari keseriusannya itu.
Baca juga: Ingin Jadi Wirausaha Sukses? Wajib Punya Sifat & Perilaku Ini
5. Pemberitaan Media yang Gencar
Ada banyak sekali produk makanan yang berhasil merajai pasar berkat pemberitaan media yang membuatnya menjadi viral. Hal yang sama juga terjadi pada gerai milik Erik. Pemberitaan media terkait bisnisnya membuat orang penasaran ingin mencicipi burger racikannya. Apalagi dengan nama yang unik, harga murah serta resep yang berbeda. Tak heran jika banyak pembeli berbondong-bondong datang membeli.
6. Inovasi yang Tidak Berhenti
Bertahannya sebuah bisnis di pasaran tergantung pada daya tahan dan kemampuannya dalam beradaptasi. Hal ini jugalah yang membuat Burger Blenger berkembang dengan pesat. Erik terus berinovasi dengan menu yang ada dan saat ini menawarkan Beef Burger, Cheese Burger hingga Cheesy Dog. Selain lewat menu, membuat akun media sosial juga membantu orang lain mengetahui lebih jauh terkait brand burger ini.
7. Menjangkau Banyak Orang
Alasan lain yang membuat merek burger satu ini semakin dikenal luas adalah karena cabang-cabang yang dimilikinya. Anda bisa menemukannya di:
- Blok M tepatnya di Gria Astika, Jalan Lamandau IV No. 16, Kebayoran Baru
- Ruko Versailles Blok FA No. 1, BSD
- Taman Barat Blok F/1, Bintaro
Semakin luas jangkauan pasar, semakin mudah brand ini menemukan pelanggannya. Dengan begitu, popularitasnya pun semakin meningkat pula.
8. Harga Terjangkau
Sejak awal dibuka sampai hari ini, Erik masih mematok harga yang terjangkau. Tidak terjadi begitu banyak perubahan. Berbagai varian menunya dapat dinikmati dengan harga belasan hingga puluhan ribu rupiah saja.
Kisah Sukses Erik Kadarman Subarna
Pria kelahiran Jakarta, 22 Januari 1973 ini awalnya bekerja di sebuah perusahaan ternama. Merasa produktivitasnya sudah tak lagi seperti dulu, Erik memilih untuk meninggalkan posisinya dan mencari sumber penghasilan baru yang dianggap jauh lebih menjanjikan.
Pasca pengunduran dirinya, Erik memperoleh uang sebesar Rp17 juta. Uang itu kemudian diberikan kepada sang istri yang ingin belajar dan mendirikan bisnis jahitan kecil sebanyak Rp10 juta. Sisa Rp7 juta yang ada di tangannya itulah yang kemudian menjadi jalan baginya mendirikan bisnis burger yang terkenal itu.
Berbekal hobi memasak yang disukainya sejak masih sekolah, Erik kemudian memutuskan membuka bisnis makanan. Dia merasa bahwa makanan akan selalu dicari orang dan tidak akan pernah mati. Terlebih pada waktu itu, burger mulai populer di Indonesia sebagai camilan.
Pengalamannya kuliah di Amerika merupakan kunci dari menu burger yang diciptakannya. Erik tidak langsung berhasil saat membuat menu. Ada berbagai trial and error yang harus dilewatinya. Namun, justru itulah yang kemudian membawa Erik pada kesuksesan besar seperti sekarang.
Dari depot kecil berukuran 2×1 meter yang hanya menyediakan beberapa kursi saja, Erik mulai menjual burgernya. Dengan kisaran harga yang lebih tinggi daripada burger pinggir jalan, sajian racikannya tetap menarik pelanggan untuk datang membeli. Dari penjualan yang hanya beberapa buah per hari, sekarang Erik bisa menjual ribuan buah burger per harinya. Omzet bulanan rata-rata yang diraihnya bahkan hampir menyentuh Rp2 miliar.
Dengan 3 gerai Burger Blenger yang tersebar di penjuru Jakarta, Erik masih terus berjuang bersama 75 karyawannya. Erik berpesan bagi siapa saja yang ingin mengikuti jejaknya agar tidak mudah berputus asa. Dia juga meminta orang-orang yang ingin berbisnis untuk memulainya sesegera mungkin. Jika Anda tertarik, langkah-langkah berani dari Erik Kadarman Sudarma ini bisa menjadi inspirasi yang akan membuat Anda semakin bersemangat mencoba.