Tahukah Anda cara menanam cabai sendiri? Jika Anda penyuka makanan pedas, cabai adalah bumbu utama yang wajib ada di dapur. Rasa pedas dari cabai membuat cita rasa masakan lebih mantap sehingga dengan mudah dapat menggugah selera makan. Cabai dapat dipadukan dengan berbagai menu, baik lauk-pauk maupun olahan sayur.
Akan tetapi, pada waktu tertentu, khususnya musim hujan, harga cabai biasanya melonjak tajam. Hal ini disebabkan karena bunga cabai gagal menjadi buah dan lebih dahulu rontok. Untuk mengurangi pengeluaran yang membengkak karena tingginya harga cabai, para penikmat makanan pedas punya pilihan lain, yaitu menanam cabai sendiri di rumah.
Pedasnya Peluang Usaha Cabai
Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, menanam cabai juga dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Caranya adalah dengan menggunakan teknik hidroponik. Harga cabai hidroponik juga biasanya lebih tinggi dibandingkan cabai biasa. Jadi, keuntungan yang bisa Anda dapatkan tidak sedikit.
Selain harga yang lebih tinggi, ada beberapa keunggulan menanam cabai secara hidroponik, yaitu:
1. Hemat Air
Bertanam dengan cara hidroponik sangat praktis. Salah satu keunggulannya adalah hemat air. Ini berbeda dengan cara bertanam konvensional pada umumnya.
2. Hemat Tempat
Keunggulan kedua dari cara bertanam hidroponik adalah tidak memakan tempat. Jadi, Anda tetap bisa menanam cabai meskipun lahan yang tersedia tergolong sempit. Karena itu, apabila ada area kosong di sekitar rumah, jangan biarkan menganggur begitu saja. Tempat itu bisa menjadi lahan untuk cabai hidroponik.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Rockwool Hidroponik yang Benar
3. Perawatan Lebih Mudah
Anda tidak akan mengalami kesulitan saat bertanam cabai hidroponik asal mengikuti langkah-langkah yang dibutuhkan. Selain itu, tahap persiapan dan ketersediaan peralatan sangat penting. Penyemaian menjadi waktu yang sangat penting bagi tanaman untuk bisa tumbuh subur.
Setelah melewati masa pemeliharaan, cabai akan menghasilkan panen yang tak sedikit. Biasanya, umur tanaman yang siap dipanen sekitar 70-75 hari. Anda bisa melakukan panen sebanyak 1-2 kali dalam seminggu.
Hasil panen cabai dapat dijual ke berbagai tempat. Jika ingin prosesnya cepat, Anda hanya perlu menitipkan hasil panen ke penjual di pasar atau toko-toko sayuran. Untuk mendapatkan harga yang lebih mahal, cabai bisa disetorkan ke pengguna langsung dalam jumlah besar, seperti restoran dan usaha-usaha yang membutuhkan cabai sebagai bahan dasar.
Jika ingin lebih bernilai lagi, hasil panen cabai bisa Anda olah terlebih dahulu untuk menjadi produk tertentu, misalnya sambal matang. Karena bahan utamanya milik sendiri, modal yang diperlukan tentu lebih terjangkau. Anda pun bisa mendapatkan untung besar dari hasil penjualan produk berbahan dasar cabai.
Kisah Sukses Budidaya Cabai
Bukan isapan jempol, budidaya cabai dapat menjadi sumber pemasukan bagi Anda. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa pengusaha cabai sukses. Berikut beberapa di antaranya.
1. Farid Amiruddin
Lulusan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini adalah seorang arsitek. Namun, ia juga menanam cabai di lahan yang ia miliki di wilayah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Awalnya hanya coba-coba, ternyata usahanya tersebut berhasil.
Farid menanam hingga 12 ribu pohon cabai. Hasil yang ia dapatkan dari kebun tersebut tersebut mencapai puluhan kilogram tiap kali panen. Bukan hanya mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri, melalui kebun cabai itu, ia juga bisa memberi pekerjaan kepada masyarakat di sekitarnya.
2. Imam Kusno
Petani cabai lainnya yang awalnya merupakan guru adalah Imam Kusno. Pria berusia 50 tahun itu tidak lantas diam saja setelah masa kerjanya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) selesai. Di lahan miliknya yang terletak di Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ia menanam cabai rawit.
Pada lahan seluas 1 hektare tersebut, Imam berhasil panen sebanyak dua musim tiap tahun. Keuntungan yang ia dapatkan mencapai Rp100 juta. Belum lagi jika harga cabai melonjak, laba yang ia dapatkan bisa berlipat-lipat. Imam mengaku, dibandingkan penghasilan saat berprofesi sebagai ASN, menjadi petani cabai lebih menjanjikan.
3. Suparmin
Anda juga bisa belajar dari kisah kesuksesan Suparmin, orang Solo yang menjadi transmigran di luar Pulau Jawa. Pada lahan 2 hektare yang ia miliki, ia menanam sebanyak 36 batang pohon cabai varietas unggul. Hasilnya luar biasa. Dalam sekali panen, hasil yang ia dapatkan mencapai 56 kuintal. Jika per kg dihargai Rp50.000, maka sekali panen ia bisa meraup Rp280 juta.
Sebelum menjadi petani cabai, Suparmin adalah kuli bangunan. Ia juga pernah menjadi petani penggarap karena belum memiliki lahan sendiri. Berkat keberhasilannya, ia membuktikan bahwa bertanam cabai juga bisa sukses.
Cara Menanam Cabai dengan Benar dan Terawat
Nah, apakah Anda ingin menanam cabai sendiri di rumah? Ketahui terlebih dahulu cara menanam cabai berikut ini sebagai langkah awal terjun ke bisnis bertanam cabai.
1. Menentukan Lokasi
Menentukan lokasi merupakan hal yang penting sebelum memutuskan untuk bertanam cabai. Syarat lokasi yang potensial sebagai lahan tanam cabai adalah harus berada di ketinggian 300–2.000 mdpl, memiliki temperatur 24–27 derajat Celcius, tidak terlalu lembap, memiliki tanah yang gembur dan persediaan air cukup. Lokasi tanam juga disinari matahari dari pagi hingga sore.
2. Memilih Bibit Cabai
Anda perlu memilih bibit cabai yang baik agar hasil panen juga berhasil. Caranya adalah dengan mengambil biji dari cabai yang tampak segar. Kemudian, jemur biji cabai di bawah sinar matahari sampai kering. Namun, jika ingin lebih praktis, Anda juga bisa langsung membelinya di toko tanaman.
Baca juga: Buat yang Jual dan Hobi, Ini Cara Merawat Tanaman Hias
3. Menyemai Cabai
Langkah selanjutnya adalah menyemai bibit cabai di polybag kecil. Anda memerlukan tanah dan pupuk untuk menjadi media penyemaian. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan polybag, kemudian masukkan tanah dan pupuk sebanyak 3:1. Pastikan tempat pesemaian terkena hujan atau sinar matahari dalam 1 minggu.
Sebelum biji cabai dimasukkan ke media tanam di polybag, rendam terlebih dahulu selama 3 jam. Di polybag, masukkan bij cabai sedalam 1 cm. Jika benih telah berkecambah, barulah bawa polybag di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
4. Menanam Cabai
Setelah berada di tempat pesemaian selama 4 minggu, waktunya untuk memindahkan benih ke lahan yang sesungguhnya. Sebelum itu, pastikan lahan telah gembur dan dipupuk.
Cara menanamnya adalah dengan membuka polybag perlahan-lahan. Jangan sampai akar cabai rusak dalam proses ini. Untuk perbandingan media tanam, gunakan rumus 3:2:1 yaitu tanah, pupuk, serta sekam mentah.
Selanjutnya, Anda harus melakukan pemupukan dan perawatan cabai agar tanaman ini tumbuh dengan subur dan bebas dari hama. Penyiraman adalah bagian dari perawatan yang sangat penting. Gunakan pula pupuk kompos untuk membuat tanaman cabai berkembang secara organik.
Nah, inilah cara menanam cabai yang mudah diaplikasikan. Jika memiliki lahan kosong, cobalah untuk mempraktikkannya, baik secara hidroponik maupun metode biasa. Semoga berhasil!