Investasi reksa dana sama sekali bukan barang baru. Namun selama beberapa tahun terakhir, antusiasme penanaman modal pada instrumen yang satu ini meningkat cukup tajam terutama di kalangan milenial. 

Informasi dan edukasi mengenai reksa dana pun banyak beredar di berbagai platform. Anda bisa menemukannya di berbagai platform seperti blog, situs, YouTube, hingga media sosial. Sayangnya, tidak semua informasi tersebut menjelaskan dengan utuh tentang reksa dana—keuntungan maupun risikonya.

Investasi Reksa Dana

Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang dinilai paling murah dan mudah. Cara kerja produk ini adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian diinvestasikan ke dalam produk keuangan lainnya. Dalam reksa dana, Anda dan ribuan orang lainnya yang kemudian disebut sebagai investor mengumpulkan sejumlah dana. Dana tersebut lantas diserahkan ke sebuah perusahaan Manajer Investasi (MI). MI pun akan menyalurkan dana tersebut menjadi sebuah investasi ke berbagai instrumen keuangan lainnya seperti saham obligasi, dan pasar uang.

Baca juga: Makin Mudah dan Murah, Ini Pilihan Cara Investasi Emas

Jenis Reksa Dana

Jenis reksa dana yang umum dikenal ada empat, yakni seperti berikut.

1. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)

Dana akan diinvestasikan dalam produk keuangan berupa deposito, sertifikat Bank Indonesia, dan obligasi yang kurang dari satu tahun.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)

Mayoritas dana akan diinvestasikan dalam produk keuangan berupa surat utang atau obligasi.

3. Reksa Dana Saham

Sebesar lebih dari 80 persen dana akan diinvestasikan dalam produk keuangan berupa saham.

4. Reksa Dana Campuran

Dana akan diinvestasikan ke beberapa produk keuangan sekaligus dengan persentase yang berbeda-beda sesuai profil risiko.

Mengapa Reksa Dana?

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, Anda mungkin bertanya-tanya: mengapa saya harus menitipkan uang ke Manajer Investasi jika bisa langsung membeli saham, obligasi, maupun deposito sendiri?

Reksa dana pada dasarnya memang cocok untuk investor pemula yang awam tentang dunia investasi. Daripada harus repot-repot mencari informasi tentang portofolio masing-masing instrumen keuangan dan mengelolanya agar senantiasa profit, ‘menyerahkan nya saja kepada MI yang berpengalaman dinilai lebih praktis. 

Di samping itu, reksa dana juga memungkinkan Anda berinvestasi dengan nominal yang kecil. Hal ini tidak dapat diakomodasi oleh deposito, obligasi, maupun saham. Untuk membuka rekening produk keuangan tersebut, Anda sudah perlu menyediakan jutaan rupiah. 

Satu lagi keuntungan berinvestasi reksa dana adalah tingkat likuiditasnya yang tinggi. Maksudnya, Anda bisa mencairkan dana investasi ini kapan saja. Dibandingkan deposito misalnya, Anda harus lebih dulu menunggu hingga periode jatuh tempo untuk mencairkannya.

Risiko Investasi Reksa Dana

Kebanyakan informasi tentang reksa dana hanya membahas soal kelebihan atau keuntungan guna menarik minat calon investor. Padahal seperti instrumen investasi lainnya, reksa dana juga mempunyai risiko tersendiri. 

Return Reksa Dana Tidak Pasti

Risiko ini sebenarnya juga dimiliki oleh produk keuangan lainnya. Return reksa dana dipengaruhi oleh banyak hal, terutama kondisi ekonomi nasional maupun global. Kendati begitu, cara untuk meminimalkan risiko ini adalah dengan memilih jenis investasi reksa dana yang tepat sesuai profil risiko.

  • RDPU akan selalu menghasilkan profit, tetapi nilainya paling kecil dibandingkan jenis reksa dana lainnya (pun besaran profit setiap tahun tidak selalu sama).
  • RDPT dan Reksa Dana Campuran sangat berpotensi menghasilkan profit hingga tiga kali lipat dari profit RDPU dalam satu tahun, tetapi hal ini dipengaruhi oleh harga obligasi dan saham (ada risiko penurunan harga).
  • Reksa Dana Saham sangat dipengaruhi oleh indeks IHSG dan sifatnya fluktuatif. Potensi return yang dihasilkan paling besar di antara jenis reksa dana lainnya, tetapi untuk mendapatkan profit tersebut biasanya membutuhkan waktu panjang.

Baca juga: Tidak Sulit, Ini Cara Investasi Saham untuk Hasilkan Cuan

Cara lain untuk mengantisipasi risiko ini adalah dengan melakukan diversifikasi.

Manajer Investasi Dibubarkan

MI dapat dibubarkan apabila tidak memenuhi syarat-syarat yang diatur oleh OJK. Jika hal ini terjadi, aset investor akan dikembalikan secara proporsional.

Namun, aset yang dikembalikan tidak selalu berupa dana. Beberapa kasus pengembalian dana akibat MI yang bermasalah diberikan dalam bentuk saham yang tidak likuid. Hal ini tentu akan menyulitkan investor yang masih awam terhadap investasi.

Baca juga: Kenali Keuntungan dan Risiko Investasi Properti Online

Selain dua risiko utama reksa dana di atas, masih ada pula beberapa risiko lainnya yang jarang disebutkan, yakni tidak adanya jaminan pemerintah, tidak adanya proteksi asuransi, dan likuiditas terhambat.

Kesalahan yang Umum Dilakukan dalam Investasi Reksa Dana

Maraknya kampanye ajakan berinvestasi reksa dana serta berkembangnya reksa dana sebagai tren masa kini membuat banyak pemula gegabah saat menyertakan modalnya. Setidaknya, berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam berinvestasi reksa dana.

  • Tidak memahami tujuan keuangan.
  • Salah memilih jenis reksa dana.
  • Tidak memahami risiko reksa dana.
  • Mengabaikan prospektus.
  • Memfungsikan reksa dana sebagai alat trading.
  • Tidak melakukan diversifikasi.

4 Aplikasi Investasi Reksa Dana Terbaik

Menanam modal di reksa dana kini makin mudah dengan ketersediaan berbagai online platform investasi reksa dana seperti Bibit, Bareksa, TanamDuit, dan XDana. 

1. Bibit

Aplikasi investasi produk reksa dana ini hadir sejak awal 2019. Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama) sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).

Bibit akan menanyakan beberapa pertanyaan mendasar pada setiap calon investor untuk membuat rekomendasi portofolio reksa dana terbaik, seperti usia, penghasilan, level risiko, dan tujuan hidup. Adapun pemberian rekomendasi tersebut menggunakan pendekatan teori Modern Portfolio yang diperkenalkan oleh Harry Markowitz. Selain itu, Bibit juga akan memantau portofolio secara otomatis guna mempertahankan alokasi optimal sesuai yang disarankan.

Berikut adalah cara untuk berinvestasi di Bibit.

  1. Unduh aplikasi Bibit.
  2. Buat akun.
  3. Bibit akan memberi rekomendasi portofolio terbaik.
  4. Mulai berinvestasi dengan membeli reksa dana sesuai bujet (minimal 100 ribu rupiah).
  5. Lakukan pemantauan secara berkala.

2. Bareksa

Bareksa (PT Bareksa Portal Investasi) hadir sejak tahun 2015. Portal marketplace reksa dana ini menjadi fintech pertama yang berhasil mendapat lisensi dari OJK untuk menjual produk reksa dana secara langsung.

Tidak seperti Bibit yang memberi rekomendasi pada calon investor, Bareksa menyilakan calon investor memilih sendiri reksa dana dari berbagai MI yang tersedia. Namun dari segi jumlah pilihan produk, Bareksa menyediakan lebih banyak dibandingkan Bibit.

Berikut adalah cara berinvestasi di Bareksa.

  • Unduh aplikasi Bareksa.
  • Buat dan aktivasi akun.
  • Beli reksa dana dengan memilih sendiri MI dan produk reksa dana yang diharapkan.
  • Tentukan nilai pembayaran.
  • Transfer dana.

3. TanamDuit

Platform ini sudah hadir sejak tahun 2017 dan terdaftar sekaligus diawasi oleh OJK. TanamDuit (PT Mercato Digital Asia) dimaksudkan membantu penggunanya untuk membuat dan mengeksekusi rencana keuangan sekaligus memonitor perkembangan capaian investasinya.

Berikut adalah cara untuk berinvestasi di TanamDuit.

  • Unduh aplikasi TanamDuit.
  • Buat akun.
  • Mulai beli reksa dana dengan minimal pembelian 10 ribu rupiah saja.
  • Lakukan pembayaran.
  • Selesai.

4. Xdana

Xdana (PT Xdana Investasi Reksadana) didirikan pada tahun 2014 silam. Xdana sendiri merupakan perusahaan pengelola investasi yang berkemampuan dalam memberi pelayanan terbaik bagi setiap investor dan sudah terdaftar serta diawasi OJK.

Platform ni menyediakan tiga fitur investasi: XSaver, Pro, dan Syariah. Ketiganya membuka peluan lebih besar bagi setiap calon konsumen dalam memilih produk investasi paling tepat.

Berikut adalah cara untuk berinvestasi diXDana.

  • Unduh aplikasi XDana.
  • Buat akun.
  • Mulai beli reksa dana dengan bujet minimal 50 ribu rupiah
  • Lakukan pembayaran.
  • Selesai.

Demikianlah informasi seputar investasi reksa dana. Semoga bermanfaat!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini